Pendidikan Pemustaka Siswa MAN 1 Kota Bandung Mengenal Bahasa Isyarat: Menumbuhkan Kepedulian dan Keterampilan Komunikasi Tanpa Batas

Deskirpsi

Jl. H. Alpi – HUMAS MAN 1 Kota Bandung

Kegiatan Pendidikan Pemustaka Siswa MAN 1 Kota Bandung pada Kamis pagi (14/11/2024) berlangsung penuh antusiasme, saat para siswa dan siswi berkesempatan untuk mendalami topik yang sangat penting dan relevan di era inklusif ini: Mengenal Bahasa Isyarat. Acara ini dilaksanakan di Aula MAN 1 Kota Bandung dengan tujuan untuk memperkenalkan kepada siswa tentang komunikasi non-verbal yang digunakan oleh teman-teman tuli, serta bagaimana bahasa isyarat dapat menjadi sarana efektif untuk membangun inklusivitas dan kepedulian sosial.

 

Febrina Puspa Dwi Ainurrahmi, S.Pd., seorang narasumber teman dengar yang memiliki antusiasme pada bidang bahasa isyarat, memimpin kegiatan ini dengan penuh semangat. Dalam sesi tersebut, ia mengajak para siswa untuk belajar dasar-dasar bahasa isyarat yang sering digunakan oleh komunitas tunarungu. “Bahasa isyarat adalah bahasa yang tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai simbol penghargaan terhadap hak-hak dasar setiap individu, termasuk teman-teman kita yang tuli,” ujar Febrina.

 

Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Perpustakaan al-Murabby MAN 1 Kota Bandung, Bapak Jakin Mulyana, S.Pd., M.Pd., yang juga aktif memotivasi para peserta untuk lebih peka terhadap kebutuhan teman-teman tuli. Beliau menjelaskan bahwa, “Perpustakaan bukan hanya soal buku, tetapi juga tentang bagaimana kita membuka akses untuk semua orang, tanpa terkecuali. Memahami bahasa isyarat adalah salah satu cara kita untuk memperluas jangkauan komunikasi dan menjembatani kesenjangan antara teman dengar dan teman tuli.”

 

Melalui kegiatan ini, para siswa diharapkan dapat memperoleh keterampilan dasar dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat, sekaligus mengembangkan sikap empati dan inklusivitas. “Bahasa isyarat adalah bagian dari bahasa yang sesungguhnya. Kita ingin memastikan bahwa setiap individu, tanpa memandang perbedaan, bisa berkomunikasi dengan nyaman dan setara,” tambah Bapak Jakin.

 

Pendidikan pemustaka siswa ini sangat bermanfaat, terutama untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif di tengah-tengah masyarakat. Diharapkan, para siswa MAN 1 Kota Bandung dapat menerapkan pengetahuan ini tidak hanya di sekolah, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari, membantu mereka berkomunikasi lebih efektif dengan teman-teman tuli, serta memperkaya pemahaman tentang keberagaman.

 

Bukan hanya sekadar pelatihan, acara ini juga memberikan pesan penting tentang kesetaraan dan penghargaan terhadap hak setiap individu. Dengan meningkatnya pemahaman tentang bahasa isyarat, siswa diharapkan dapat lebih menghargai perbedaan dan turut menyebarkan kesadaran tentang pentingnya saling memahami dan mendukung sesama.

 

“Melalui kegiatan ini, kami ingin para siswa tidak hanya menjadi pemustaka yang cerdas secara akademis, tetapi juga pemustaka yang peduli dan mampu berkomunikasi tanpa batas, dengan siapapun, tanpa memandang perbedaan, karena bahasa isyarat tak hanya perihal gerakan tangan saja, namun ekspresi dan gerak tubuh juga memiliki makna bahasa” ujar Febrina di akhir acara.

 

Kegiatan ini turut dihadiri oleh staf perpustakaan, perwakilan guru dan karyawan, serta para siswa yang bersemangat mengikuti pelatihan bahasa isyarat. Mereka juga mencoba menggunakan bahasa isyarat dalam perkenalan diri ataupun sekadar penggunaan sapaan dasar. Sebuah langkah kecil yang besar maknanya dalam menciptakan masyarakat yang lebih peduli dan inklusif di masa depan.

 

Kontributor: Febrina Puspa.

Galeri Kegiatan

Bagikan :

MAN 1 Kota Bandung

Terwujudnya Generasi Sains yang Berakhlak Mulia, Berjiwa Wirausaha, dan Peduli Lingkungan

MAN 1 Kota Bandung

Terwujudnya Generasi Sains yang Berakhlak Mulia, Berjiwa Wirausaha, dan Peduli Lingkungan